Grounding system adalah sebuah perangkat
instalasi listrik yang berfungsi untuk melepaskan arus listrik kedalam bumi.
Grounding system penangkal petir berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam
bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart
kelayakan grounding system / pembumian harus bisa memiliki nilai tahanan
sebaran / resistansi maksimal 5 Ohm.
Bahan yang di
pergunakan bisa berbentuk apa saja ( logam ), dengan pertimbangan utama tahan
korosif atau pengeroposan, jadi apabila suatu daerah yang memiliki kandungan
air tanah bergaram ( daerah pantai ) sebaiknya menggunakan bahan Tembaga atau
stainlessteel karena jenis inilah yang bisa menahan korosif akibat air yang
berkadar garam tinggi dan bila air tanahnya tawar maka menggunakan bahan besi
bisa digunakan.
Beberapa material grounding :
- Cooper Rod / AS Tembaga
- Ground Rod / Lapisan Tembaga
- Clamp Grounding
- Bar Cooper / Bus Bar
- Box Control
1. Kadar
air, bila air tanah dangkal / penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
didapatkan.
2. Mineral garam secara umum ada dua jenis tanah yaitu tawar atau asin,
bilamana asin pembuatan grounding akan jauh lebih mudah sebab kandungan garam
didalamnya, dimana garam itu sendiri merupakan media penghantar listrik
yang yang baik sayangnya sifat lain adalah korosif artinya bahwa kandungan
garam tersebut mudah membuat keropos jenis logam apapun.
3. Keasaman, semakin asam Ph tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah ada 2 jenis yaitu :
- Semakin kecil tekstur tanah akan bersifat liat dan akan semakin mudah mengikat air atau sebaliknya . Ikatan air didalam tanah akan memudahkan pembuatan grounding dengan hasil tahanan yang baik
- Untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.
Cara Pembuatan Grounding Penangkal Petir Terdapat 3 Cara diantaranya :
1. Single Grounding yaitu hanya terdiri dari satu buah titik penancapan stik rod arus pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu ( misal 4 meter ). Untuk daerah yang memiliki tekstur tanah yang konduktif tentu mudah untuk didapatkan tahanan sebaran / resistansi dibawah 5 ohm, hanya dengan satu buah rod yang biasanya pasak di pasang tegak lurus masuk kedalam tanah.
2. Pararel Grounding menjadi tindakan alternatif bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 5 Ohm ), maka perlu di tambahkan material logam / stik rod arus pelepas ke dalam tanah yang
jarak antara batang logam atau stik rod minimal 2 meter dan dihubungkan dengan kabel
BC, hal ini dilakukan berulang sampai menghasilkan nilai
tahanan tanah yang diinginkan ( dibawah 5 Ohm ).
3. Multi / Maximal Grounding teknis yang
digunakan dengan cara penggantian tanah humus, tanah dari kotoran ternak atau bentonit untuk merubah tektur tanah. Hal tersebut cukup bisa memenuhi standart hantar tanah yang baik mempunyai sifat
menyimpan air atau tanah yang terkandung mineral garam, pada daerah titik logam ground rod yang di tancapkan dan di
kisaran kabel penghubung antar groundnya.
0 komentar:
Posting Komentar